![]() |
azharologia.com |
“Aku mencintaimu karena aku memilih untuk mencintaimu – itu saja. Bukankah cinta lebih butuh pembuktian daripada alasan?”–Azhar Nurun Ala
“Keheningan jadi singgasana kita: aku raja dan kau ratunya.
Dalam keheningan itu, sesungguhnya begitu banyak hal yang ingin kusampaikan. Meski tak lebih banyak dari apa yang ingin kudengar darimu. Tentang isi hati dan kepalamu.
Juga tentang bunga yang ada di dalam hatimu, adakah ia mekar seperti milikku?
Seandainya memang tak ada bunga yang mekar di dalam sana. Kalaupun rasa itu memang tiada. Demi hati yang telah kurelakan untuk kau tawan, relakah kau berbohong lalu katakan saja bahwa cinta itu ada?
Kau tahu, cinta adalah mata air sementara keraguan adalah sumbatan-sumbatan yang membuatnya tak mengalir. Maka yakinkan dirimu dan biarkan aku tahu apa yang kau rasakan, karena keterdiaman telah membuatku bosan, meski cinta tak mungkin layu dibuatnya.
Berhentilah membisu dan katakan sesuatu.
Katakan bahwa adalah cinta yang bergemuruh di dalam hatimu. Meski yang sesungguhnya tak seperti itu. Aku terlanjur tertipu oleh apa yang kureka sendiri–aku terlanjur hidup dalam ilusi yang aku ciptakan sendiri.
Katakan bahwa rindu yang membawamu ke hadapanku hari ini, sebagaimana yang lalu-lalu ketika pertama kali kau mengunci langkahku untuk selalu tertuju padamu. Pada waktu yang kau tak pernah tahu. Dalam nyala api yang tak pernah kau raba sama sekali.
Katakan bahwa adalah cinta sejati yang mengikat kita di sini. Meski bukan itu yang sebenarnya terjadi.
Sebab aku tanpamu terlanjur api tanpa udara. Jadi katakan saja.”
“Aku akan membawamu ke mana pun kau mau. Kita akan keliling dunia, mengagumi semua tempat indah hasil karya-Nya. Atau kita akan berdiam di rumah saja menanti hujan reda, seperti yang kerap kita lakukan sambil menyeruput teh hangat yang kau seduh dengan cinta. Lalu aku membacakanmu sebuah puisi tentang pagi yang jadi syahdu karena tiga bahan pokok yang berpadu utuh: sinar mentari yang malu-malu, rintik hujan, dan senyum manismu.Kelak, atas izin-Nya barangkali kita akan menua dan tak lagi saling bicara. Tapi kupastikan tangan kita tak ‘kan kehilangan dayanya untuk saling menggenggam.”
3 comments
Udah sering dengar bukunya tapi baru ini baca reviewnya. Jadi pengen punyaaa, tapi kapan buka order lagi beliau ya
Hello Habib, terima kasih sudah mampir. Mungkin untuk order buku beliau bisa cek di azharologia.com 🙂
Bentrap Asli Makassar