Jangan Menjauh, Itu Membuatku Sedih

Teringat saat pertama kamu ucapkan kata-kata itu? Uhibbuki fillah yaa ukhti. Masih terus berputar-putar dalam ingatanku, tentangmu. Tentang kita. Tidak banyak hal yang kita bagikan. Tidak pernah bersua kembali sejak beberapa tahun lalu. Sejak terakhir kali kita berseragam putih abu.


Aku sedih kamu semakin jauh.
Aku tahu jarak bukanlah hal yang terlalu dipusingkan bukan? Toh kita masih berbagi cerita. Meski hanya berupa kata-kata. Saling menyemangati satu sama lain. Bagaimanapun, menempuh studi tinggi agak membuatmu lelah bukan? Aku mengerti.

Aku sedih kamu semakin jauh.
Entah sudah berapa lama kita tidak bersua lewat kata. Aku tiba-tiba rindu padamu. Kuketikkan namamu pada kolom pencarian media sosialku. Mencari tahu kabarmu lewat sana. Tapi, entah mengapa begitu dekat dengan yang bukan mahram?

Aku sedih kamu semakin jauh.
Kudengar, rutinitas pekananmu menurun drastis. Aku mengangguk kecil. Asyik organisasi kah?

Aku sedih kamu semakin jauh.
Dan kini, malam ini. Aku semakin sedih. Mengapa? Mungkin karena aku yang lalai, lupa mengingatkanmu. Lupa menyebutmu dalam doaku.

Maafkan aku. Aku sedih kamu semakin jauh. Aku sedih kita semakin jauh. Maafkan aku saudariku.

©yulinsar

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like

Mungkin…

Mungkin memang aku tak pernah tahu yang sebenarnya Kau tuliskan. Aku hanya merasa bahwa yang aku lakukan adalah yang…

Kepada Langit

Ingin kusampaikan sebuah cerita pada langit tentang sesak yang akhir-akhir ini melingkupi perasaanku.Tentang keheninganku pada semua hal. Tentang…

Rumah

Kau tahu rumah? Ya, rumah yang memiliki atap, jendela dan pintu. Tempatmu bernaung dan berlindung dari segala ekspresi…