Abai

Sebab dirimu diabaikan. Karena dirimu abai pada setiap orang.

Ya, sudah seharusnya. Jika kita sakit tertusuk duri, satu2nya cara adalah mengeluarkannya. Bukan malah mendiamkannya dan berharap dari duri itu tumbuh seekor ikan utuh kembali. Lama sekali menunggu. Hidup dalam kesakitan tertusuk duri.


Kebodohan yang nyata bukan? Duri tidak akan pernah menjadi ikan kembali. Dan hidup harus segera berlanjut. Entah siapa yang berlepas diri, bukan urusan kita. Mereka yang pergi, sejak semula memiliki satu pemilik, Allah. Dan kini sudah saatnya kembalikan dirinya pada Allah.

Jika bukan dengan kita, semoga dipertemukan dengan orang yang layak dan lebih baik dalam penjagaan daripada orang yg hina dina seperti kita. :))

Hidup dan dakwah harus berlanjut.

©yulinsar

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like

Jangan Berhenti!

Saat langkahmu melemah, jaraknya kian pendek, sudah sampai menyeret kaki. Kamu perlu berhenti sejenak. Menepi dari keterlarutan ini.…

Mungkin…

Mungkin memang aku tak pernah tahu yang sebenarnya Kau tuliskan. Aku hanya merasa bahwa yang aku lakukan adalah yang…

Rumah

Kau tahu rumah? Ya, rumah yang memiliki atap, jendela dan pintu. Tempatmu bernaung dan berlindung dari segala ekspresi…